Akibat Tidak Amanah dalam Kepemimpinan
Rabu, 06 Maret 2013 // by Unknown //
Label:
Aqidah,
Artikel Islam : Pendidikan,
Artikel Islam : Perkembangan Islam
//
0
komentar
Janji
demi janji diberi menjelang pesta rakyat, Pemilu yang dihadapi setahun
lagi. Inilah yang digaungkan oleh para penggila kekuasaan. Awalnya ingin
mengatasnamakan rakyat ketika awal-awal berkampanye. Namun kala mereka
mendapatkan kursi panas, janji tinggallah janji. Awalnya mereka adalah
orang yang kenal agama, karena kekuasaan, hidup glamor yang jadi
prioritas, bahkan agama pun dikorbankan demi ambisi kekuasaan.
Inilah realita yang terjadi pada para penggila kekuasaan. Benarlah kata Rasul kita -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa kekuasaan bisa jadi ambisi setiap orang. Namun ujungnya selalu ada penyesalan. Beliau bersabda,
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ ،
وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ
وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ
“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan pada hari kiamat. Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita” (HR. Bukhari no. 7148)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata bahwa ucapan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di atas menceritakan tentang sesuatu sebelum terjadinya dan ternyata benar terjadi.
Hadits di atas semakin jelas jika dilihat dari riwayat lainnya yang
dikeluarkan oleh Al Bazzar, Ath Thobroni dengan sanad yang shahih dari
‘Auf bin Malik dengan lafazh,
أَوَّلهَا مَلَامَة ؛ وَثَانِيهَا نَدَامَة ، وَثَالِثهَا عَذَاب يَوْمَ الْقِيَامَة ، إِلَّا مَنْ عَدَلَ
“Awal (dari ambisi terhadap kekuasaan) adalah rasa sakit, lalu
kedua diikuti dengan penyesalan, setelah itu ketiga diikuti dengan siksa
pada hari kiamat, kecuali bagi yang mampu berbuat adil.”
Dan disebutkan oleh Thobroni dari hadits Zaid bin Tsabit yang marfu’,
نِعْمَ الشَّيْء الْإِمَارَة لِمَنْ أَخَذَهَا
بِحَقِّهَا وَحِلِّهَا ، وَبِئْسَ الشَّيْء الْإِمَارَة لِمَنْ أَخَذَهَا
بِغَيْرِ حَقّهَا تَكُون عَلَيْهِ حَسْرَة يَوْم الْقِيَامَة
“Sebaik-baik perkara adalah kepemimpinan bagi yang menunaikannya
dengan cara yang benar. Sejelek-jelek perkara adalah kepemimpinan bagi
yang tidak menunaikannya dengan baik dan kelak ia akan merugi pada hari
kiamat.”
Terdapat pula dalam riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,
قُلْت يَا رَسُول اللَّه أَلَا
تَسْتَعْمِلُنِي ؟ قَالَ : إِنَّك ضَعِيف ، وَإِنَّهَا أَمَانَة ،
وَإِنَّهَا يَوْم الْقِيَامَة خِزْي وَنَدَامَة إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا
بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa engkau enggan mengangkatku
(jadi pemimpin)?” Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab,
“Engkau itu lemah. Kepemimpinan adalah amanat. Pada hari kiamat, ia akan
menjadi hina dan penyesalan kecuali bagi yang mengambilnya dan
menunaikannya dengan benar.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ini pokok penting yang
menunjukkan agar kita menjauhi kekuasaan lebih-lebih bagi orang yang
lemah. Orang lemah yang dimaksud adalah yang mencari kepemimpinan
padahal ia bukan ahlinya dan tidak mampu berbuat adil. Orang seperti ini
akan menyesal terhadap keluputan dia ketika ia dihadapkan pada siksa
pada hari kiamat. Adapun orang yang ahli dan mampu berbuat adil dalam
kepemimpinan, maka pahala besar akan dipetik sebagaimana didukung dalam
berbagai hadits. Akan tetapi, masuk dalam kekuasaan itu perkara yang
amat berbahaya. Oleh karenanya, para pembesar (orang berilmu) dilarang
untuk masuk ke dalamnya. Wallahu a’lam.”
Lantas bagaimana akibat tidak amanat dalam menunaikan kepemimpinan? Dalam hadits di atas sudah disebutkan akibatnya,
فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ
“Di dunia ia mendapatkan kesenangan, namun setelah kematian sungguh penuh derita”.
Ad Dawudi berkata mengenai maksud kalimat tersebut adalah kepemimpinan
bisa berbuah kenikmatan di dunia, namun bisa jadi penghidupan jelek
setelah kematian karena kepemimpinan akan dihisab dan ia bagaikan bayi
yang disapih sebelum ia merasa cukup lalu akan membuatnya sengsara.
Ulama lain berkata mengenai maksud hadits,
kekuasaan memang akan menghasilkan kenikmatan berupa kedudukan, harta,
tenar, kenikmatan duniawi yang bisa dirasa, namun kekuasaan bisa
bernasib jelek di akhirat.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
[Disarikan dari Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqolani, 13: 125-126]
—
Riyadh-KSA, 23 Rabi’ul Awwal 1434 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
Dari artikel 'Akibat Tidak Amanah dalam Kepemimpinan — Muslim.Or.Id'
0 komentar:
Entri Populer
-
207. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، ((سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَ...
-
Chairman : Azhar Fuadi (@FuadiAzhar22) Vice Chairman : Putri Azizah S (@azizahjijah ) Finance : Rendy Muhammad (@rendymuhamma...
-
Zahirul Maala mengadakan lomba desain jaket dan pemenang desain tersebut selain desainnya akan direalisasikan menjadi nyata yaitu d...
-
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانًا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ "Alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma am...
-
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِل...
-
Pada saat ini, pada saat lagi panas-panasnya kepala karena lagi menghadapi ujian (final exam), mari kita melakukan hal-hal yan...
-
Berikut adalah dalil-dalil tentang adanya wujud Tuhan yang diterangkan oleh Al-Qur'an secara logika, ALLah taala berfirman: رَبُّ...
-
Assalamu'alaikum :) ada info penting nih sahabat, dibaca yaa, dan.... Jangan lupa datang mabit, Jumat (7-12-12), jam 8 malam d...
-
President University for Windows Phone now available on Marketplace. (Click Picture above to download) The application is des...